Asal usul terjadinya Desa Patimban yaitu sekitar pada tahun 1840 terdapat perkampungan di tengah laut yang berjarak ± tiga kilo meter dari pesisir pantai.
Penduduk kampung tersebut kehidupannya sangat sederhana sekali mengingat mata pencahariannya hanya menangkap ikan/nelayan dan berkebun.
Menurut keterangan yang diperoleh pada waktu itu dari sesepuh atau kokolot bernama Buyut Juned dan Buyut Jumadin bahwa yang menjadi kesulitan penduduk adalah tentang air untuk minum karena sumber air di lingkungan itu setelah di gali semuanya asin.
Kemudian Buyut Juned dan Buyut Jumadin turun tangan untuk menggali sumur dan ternyata menghasilkan air tidak asin sehingga bisa di minum oleh penduduk di sekitarnya, untuk mengambil air dari dalam sumur memakai alat yang di sebut timbaan atau patimbaan.
Dengan adanya sumur tesebut maka tersebar ke wilayah Desa Ujung Gebang kemudian orang menamakannya Desa Patimban.
Sekalipun nama Desa sudah ada tetapi pemerintahan belum terbentuk sehingga masih dikuasai oleh sesepuh atau kokolot sebagai pemimpin, hal ini terbukti baru pada tahun 1913 sampai dengan sekarang terbentuk Pemerintah Desa yang di kepalai oleh Kepala Desa.
Adapun nama – nama Kepala Desa Patimban sbb :
No | Nama | Menjabat Tahun | Keterangan |
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
|
Pak GedeKaryem
Surnita Sartama Sarja Murdam Iyas Maja Unus Sarpan Em Oyar A.Sukarga HW.Abdul Kodir Amang Setia Jaya Nasuta Barnas Hk.Sukardi Mohamad Soleh H.Darpani Taufik,S.Sos.I |
1913-19211921-1928
1928-1931 1931-1933 1933-1947 1947-1949 1949-1950 1950-1953 1953-1965 1965-1966 1966-1978 1978-1985 1985-1988 1988-1998 1998-2006 2007-2013 2013 s/d sekarang |
AlmarhumAlmarhum
Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Almarhum Masih Hidup Masih Hidup Masih Hidup Almarhum Masih Hidup Masih hidup |
Penduduk Desa Patimban sebagian besar pendatang/peralihan atau pindahan dari Kabupaten tetangga, adapun bahasa yang di pergunakan sehari – hari ialah bahasa jawa cirebon, adapun budaya yang di gemari :
- Wayang Kulit
- Sandiwara
- Tarling
- Wayang Golek
- Jaipong
- Organ
- Sintren
Adapun adat istiadat atau tradisi masyarakat yang masih di laksanakan adalah :
- Ruat Bumi, di laksanakan bila mana petani akan menggarap tanah/lahan pertanian.
- Mapag Sri, dilaksanan menjelang panen padi setahun sekali.
- Nadran/Ruat Laut, dilaksanakan setahun/dua tahun sekali, oleh para nelayan.
- Rasulan, dilaksanakan oleh masyarakat yang akan menghitankan dan rasulan anaknya.